Sensualitas berujung pelecehan dan kekerasan

Seseorang berkomentar kurang enak di laman Instagram saya terkait sensualitas yang saya tunjukkan. Bukankah Dengan adanya sensualitas kita dilahirkan di dunia ini? keberadaan kita saat ini, dan kelahiran kita adalah bentuk dari persenggamaan orang tua kita. Hal seperti ini tidaklah menjijikkan, tidak ada yang salah dengan menonjolkan sensualitas jika hal ini adalah anugerah keindahan yang seharusnya dinikmati dan disyukuri.

Pada sejarah panjang budaya kita telah banyak ditemukan simbolik sensual seperti patung-patung telanjang Ken Dedes, simbol Yoni dan lingga serta arca kuno,juga candi-candi yang melambangkan seksualitas. Bahkan pada candi Ceto yang terletak di kaki gunung lawu, candi Sukuh dan candi" lainnya dengan gamblang menggambarkan penis dan vagina.

Vagina yang merekah dan penis raksasa yang tegang terpampang di gerbang bukanlah hal tak bermoral apalagi menjijikkan, melainkan simbol-simbol agama Buddha yang melambangkan keseimbangan alam dan harmoni begitupula Didalam filsafat China yin-yang ataupun karma sutra telah meresap dalam beberapa agama di negara kita.  
Lalu mengapa saat ini hal-hal sensualitas justru di anggap tabu? Seperti halnya komentar seseorang pada Instagram saya tadi. 

Kesensualan pada seksualitas dan alat reproduksi harusnya perlu di syukuri, bukankah ini nikmat yang diberikan Tuhan? 
Bagi saya menunjukkan esensi dari seksualitas bukan tabu lebih-lebih menjijikkan. Yang menjijikkan ialah ketika terdapat unsur pelecehan dan kekerasan yang bahkan Bukan lagi menjijikkan melainkan tindakan kriminal. 

Tidak semua sensualitas dapat merangsang kekerasan seks, dan tidak semua sensualitas disebut pronografi. Kriminalitas seks lah yang seharusnya dicegah dan diperangi.
Memang beberapa konten porno penuh eksploitasi perempuan, pemaksaan dan pemerkosaan terhadap perempuan biasanya dianggap kenikmatan tersendiri didalamnya. Namun ketika pornografi dipermasalahkan, yang dituding perempuannya. Cara menghentikan pornografi tidak dengan membungkam seksualitas seperti yang ada di UU anti-pornografi. Seperti juga sakit kepala tidak seharusnya dihentikan dengan memenggal kepala melainkan mengobati sakitnya. 

Lagipula ketika UU anti-pornografi berlaku dan para aparat diharuskan konsekuen selayaknya. Apakah mereka harus mengajari arca Ken Dedes untuk memakai BH? 

Terkadang saya berfikir bahwa sistem dinegeri kita memicu pemerkosaan. Dalam kasus" pelecehan,kekerasan dan pemerkosaan, bila perempuan tidak cukup membela diri, masyarakat akan mencurigai bahwa si perempuan dengan sukarelawan menghendaki hubungan seksual tersebut. Namun bila si perempuan membela diri maka dakwaanlah yang harus dihadapi.
Seperti kisah gadis Bengkulu beberapa saat lalu yang membela diri melawan pelaku dengan pisau nya saat sedang berkebun. 

Begitu meresapnya ideologi tersebut di negara kita sehingga semakin mendukung pemerkosaan. Karena itu, saya menekankan pelecehan dan pemerkosaan adalah masalah kekerasan dan perendahan derajat korban dari pada masalah seksualitas semata. 

#SahkanRUUPKS


Comments

Post a Comment

Komentar apa aja yang masuk akal okeh

Popular Posts